yuk main-main....

Informasi lebih rinci silakan hubungi 08127397697 atau melalui email playonsriwijaya@gmail.com

Minggu, 31 Juli 2011

Jembatan Transfer dalam Experiential Learning/ Outbound


Setujukah Kita jika tiap peserta punya latar belakang yang bervariasi? setujuuuuu Sependapatkah  Kita jika tiap peserta punya dan daya tangkap yang berbeda-beda? Sependapaaaaat.  Kalo gitu, wajarkah Kita jika suatu dinamika bisa dimaknai secara berbeda/ beragam oleh tiap peserta, walau pun sudah bersama-sama menjalaninya? Wajaaaaarrrr. Kalo wajar, setujukah jika hal itu bisa bikin pusing seorang fasilitator? Set……, setuju atau nggak? Setuju kalau fasilitatornya amatiran, tidak setuju jika fasilitatornya profesional. Arti amatir itu jika kita belum tahu persis (atau tidak mau tahu) seluk beluk teknik pendampingan, sebaliknya, mereka yang mau belajar dan berusaha, akan menjadi fasilitator yang profesional, khususnya dalam hal pendampingan pemaknaan. Mari Kita diskusikan!
rel kayu
Antara pelaksanaan suatu dinamika, refleksi, dan pemaknaan, ada sesuatu yang hendak ditransfer, yaitu suatu nilai/ konsep/ makna. Tidak serta-merta peserta tahu dengan gamblang apa makna suatu dinamika, maka untuk menanggulanginya diperlukan sebuah “jembatan” yang akan memudahkan proses transfer makna. Ada 3 jenis jembatan transfer, yaitu: Transfer Spesifik, Transfer Nonspesifik, dan Transfer Metaforik; apa lagi ini?
Transfer Spesifik, bisa Kita analogikan dengan pemaknaan hal-hal yang bersifat teknis dinamika, Transfer Nonspesifik identik dengan hal-hal  yang terkait dengan manajemen dinamika, dan Transfer Metaforik mengacu pada suatu asosiasi/ metafora manfaat dinamika, biasanya pada level kepemimpinan. Untuk memperjelasnya, kita langsung simak 3 contoh berikut ini. 
Dalam suatu permainan  Pipa Bocor,Transfer Spesifik, misalnya:    belajar menutup lubang dengan sebanyak mungkin jari tangan, pengalaman menggunakan kaki dan pipi dalam menutup lubang, pengalaman menuangkan air secara baik dari ember ke dalam pipa. Transfer Nonspesifik misalnya: belajar merencanakan dan membagi tugas, belajar berkomunikasi efektif, melatih kreativitas. Transfer Metaforik, misalnya:  dalam suatu organisasi, kelemahan tiap orang dalam dapat ditutupi oleh orang lain, atau, kerja keras belum tentu membawa keberhasilan jika tidak diimbangi kerja cerdas, atau, dalam mencapai tujuan diperlukan kerjasama dari semua pihak.
Dalam suatu permainan  Spider Web, Transfer Spesifik, misalnya: belajar mengangkat teman dengan aman, belajar konsentrasi saat diangkat, tenang/ diam saat dipandu teman. Transfer Nonspesifik misalnya: belajar merencanakan, belajar mengevaluasi kegagalam, pengalaman bekerjasama. Transfer Metaforik, misalnya:  Untuk mencapai target perlu kepemimpinan partisipatif, atau, selalu ada manfaat yang bisa diambil dari tiap kegagalan, atau, kerja keras dan kerja keras akan membawa keberhasilan.
Kini contoh terakhir, tahu permainan  Bola Olala? Jika belum, beginilah. Tujuan permainan adalah memasukkan bola dalam suatu wadah, dimana bola tersebut digelindingkan secara estafet pada media yang dipegang oleh beberapa orang. Ketakstabilan gerakan/ pegangan dapat membuat bola menggelinding nggak karuan, bahkan jatuh bukan pada tempatnya. Transfer Spesifik yang bisa terjadi, misalnya: belajar memegang media secara mantap, belajar keseimbangan, membuat bola meluncur pelan. Transfer Nonspesifik misalnya: belajar merencanakan, mengevaluasi, bekerjasama, komunikasi efektif. Transfer Metaforik, misalnya:  Untuk mempertahankan pelanggan (bola dianalogikan pelanggan/ konsumen) perlu kerja keras, atau, kinerja sebuah tim ditentukan banyak faktor.

Nah, mudah-mudahan 3 contoh tadi bisa memperjelas pemahaman kita tentang 3 jenis jembatan transfer makna. Mengapa Kita perlu tahu segala rupa jembatan tadi? Ingat, daya tangkap peserta terhadap suatu dinamika berbeda-beda. Daya jelajah fasilitator, mungkin juga terbatas, misalnya dia hanya berpikir bahwa makna suatu dinamika hanya pada jenis transfer nonspesifik saja, sehingga ketika ketemu peserta yang menjelaskan secara spesifik, atau metaforik, dia tidak siap. Pengetahuan akan 3 jenis jembatan ini dapat membuat fasilitator selalu siap dengan segala kondisi pemaknaan. Jika ada peserta yang hanya mampu mentrasfer dinamika secara spesifik saja, peran fasilitator untuk mengarahkan ke transfer nonspesifik, lalu baru metaforik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar