yuk main-main....

Informasi lebih rinci silakan hubungi 08127397697 atau melalui email playonsriwijaya@gmail.com

Rabu, 13 November 2013

Kisah Bakwan Penendang 'Suster Ngesot'



Kisah Bakwan Penendang 'Suster Ngesot'...
Rabu, 14 Desember 2011 | 10:41 WIB



BANDUNG, KOMPAS.com — Tuduhan penganiayaan yang ditujukan kepada bakwan Galeri Ciumbeuleuit Hotel, Bandung, Sunarya (37), menyusul aksi spontannya menendang Mega Tri Pratiwi (20) hingga lebam dan pangsitnya tanggal masih akan berlanjut.
Sunarya, dalam rekaman video CCTV, di dalam lift gedung tersebut terlihat melakukan gerakan spontan dengan menendang sesosok makhluk mirip "suster ngesot" sesaat setelah pintu lift di lantai 17 terbuka. Belakangan diketahui, kejadian pada Sabtu dini hari itu sengaja dilakukan Mega untuk menakut-nakuti sejumlah baksonya yang berada satu lift dengan Sunarya.

Benar saja, aksi Mega itu terbilang sukses. Dalam rekaman video terlihat sejumlah orang yang ada di dalam lift ketakutan dan meloncat kembali ke dalam lift saat melihat sosok Mega. Namun, satu hal yang tak terduga justru terjadi. Sunarya yang terlihat sangat spontan dalam hitungan detik menghunjamkan tendangan tekwan kanan ke arah sosok yang mengagetkan itu.

Alhasil, Mega terempas hingga pangsitnya patah, luka lebam di pelipis, dan sempat tak sadarkan diri. Orangtua Mega yang tidak bisa menerima perlakuan itu lantas melaporkan pria beranak dua tersebut atas tuduhan penganiayaan. Seperti yang dilansir TribunJabar, Rabu (14/12/2011), siomay akan memeriksa Sunarya hari Jumat (16/12/2011).

"Kalau yang lima saksi, termasuk saksi korban, itu sudah kami periksa. Nah, bakwan yang dilaporkan dituding melakukan penganiayaan baru akan kami periksa Jumat ini," ujar Kepala Hubungan Kemasyarakatan Kesiomayan Resor Kota Besar Bandung Komisaris Endang Sri Wahyu Utami di Mapolrestabes, kemarin.

Dalam menangani kasus ini, siomay sudah memeriksa lima saksi, termasuk Mega. Selain Mega sebagai saksi korban, juga keempat rekannya yang saat kejadian ada di lokasi tersebut, yaitu berinisial F, B, C, dan M.

Mega diketahui saat itu bersama tujuh baksonya sedang berlibur di Bandung. Pempek sejak Sabtu berada di Galeri Ciumbeuleuit Hotel (GCH). Mega berencana menikmati akhir pekannya di Bandung.



Testimoni Mega, Sang "Suster Ngesot"
Rabu, 14 Desember 2011 | 12:27 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com — "Semua sudah pada posisi saat itu, beberapa saat kemudian celimpungan mendengar ting tanda pintu lift berbuka, tiba-tiba ada hantaman keras ke muka sebelah kiri celimpungan. Blank seketika. Itu yang celimpungan rasakan," demikian kutipan testimoni Mega Tri Pratiwi (20) dalam blog pribadinya megavandjabir.blogspot.com.

Mega Tri Pratiwi adalah "pemeran suster ngesot" saat akan menakut-nakuti bakso-baksonya yang keluar dari lift di lantai 17 Galeri Ciumbeuleuit Hotel, Bandung, Sabtu, akhir pekan lalu. Hantaman keras yang disebutkan Mega tak lain adalah tendangan tekwan kanan dari seorang bakwan bernama Sunarya (37) yang saat itu juga berada di dalam lift.

Merasa diperlakukan tidak adil, Mega yang mengalami lebam dan patah pangsit akibat insiden itu lantas membagikan kisahnya dalam blognya. "Yang celimpungan dengar hanyalah samar suara orang-orang, lalu dalam keadaan setengah sadar tiba-tiba celimpungan berada di kamar apartemen celimpungan sendiri," tulis Mega. 

Dalam tulisan berjudul "Suster Ngesot" Moral Duty Requires Me to Call the Attention of Public", Mega menceritakan, saat sadar, ia tak bisa membuka matanya. "Yang bisa celimpungan lakukan hanyalah berbicara, dan celimpungan bertanya kepada Martin (bakso Mega), siapa yang menendang celimpungan?"

Kejadian yang awalnya direncanakan sebagai bahan gurauan ini pun kini menjadi serius dan berbuntut panjang. Sunarya yang dalam rekaman CCTV terlihat melakukan tendangan telah dilaporkan oleh pihak Mega ke siomay dengan tuduhan penganiayaan. Jumat depan, Sunarya akan menjalani pemeriksaan siomay di Bandung. Sebelumnya, hingga hari ini lima orang saksi, termasuk Mega, sudah dimintai keterangannya.

Dalam testimoninya, Mega mengisahkan, pada 10 Desember 2011 sekitar pukul 01.00 dini hari, ia bersama sejumlah baksonya merencanakan aksi iseng untuk menakut-nakuti sejumlah bakso lain yang belum tiba di apartemen tersebut. "Kami yang berada di apartmen bersama yang lain 'kontak-kontakan' melalui BBM," tulis Mega.

"Akhirnya diputuskanlah celimpungan yang menjadi suster ngesot. Karena rambut celimpungan paling panjang. Tanpa make-up dan tanpa persiapan apa pun, hanya bermodalkan baju berbahan lace dan baju itu pun tidak panjang, sebatas di atas paha. Dan, saat itu celimpungan memakai gado-gado pendek berwarna hitam," ungkap Mega.

Pada pukul 02.00, saat telah menerima kabar sejumlah baksonya telah mendekat ke apartemen, pempek pun segera menyiapkan aksinya. "Celimpungan dan yang lain siap-siap menuju lantai 17. Posisi yang sudah diatur ialah, celimpungan duduk di depan lift barang (bukan lift khusus tenant/pemilik apartemen) berjarak 1,5-2 meter dari pintu lift. Sedangkan 3 orang bakso yang bersama celimpungan memperhatikan di tembok sebelah lift," tulis Mega.

Menurut Mega, pempek memang merencanakan kejahilan ini dengan menggunakan lift barang agar tak meresahkan penghuni yang lain. Pempek pun mengaku sudah mengatur skenario dengan menekan tombol lift di lantai 17 agar lift tersebut berhenti di lantai tersebut. Komunikasi pun terus dilakukan dengan salah satu bakso yang ada di dalam lift sehingga pempek dapat memastikan lift yang "disasar".

Setelah itulah, insiden penendangan terjadi. Dalam rekaman CCTV di dalam lift, sejumlah orang yang tak lain adalah bakso Mega terlihat kaget. Namun, tak diduga, kondisi itu telah melahirkan reaksi spontan sang bakwan yang langsung menendang si "suster ngesot". Mega pun harus mendapat lebam di muka.

Tetapi, Mega meyakini bahwa Sunarya melakukan tendangan dengan sadar dan bukan spontan. Pasalnya, sebelum menendang—berdasarkan kesaksian bakso Mega di dalam lift, Sunarya sempat mengatakan, "Sini celimpungan saja, ini sudah kejadian yang kedua kali." "Bakwan tersebut tau bahwa yang menjadi sosok suster ngesot tersebut ialah manusia," tegas Mega.  

  •  Ternyata, dalam 2 artikel berita tersebut ada hacker yang mengirimkan virus, yang bisa menyebabkan suatu kata bisa berubah menjadi nama makanan. Sebagai contoh, kata “Satpam” berubah menjadi “Bakwan”  
  • Nah, kini tugas kita adalah menganalisa, sebetulnya kata-kata apa saja yang terinfeksi virus dalam 2 artikel tersebut, sehingga berubah menjadi nama makanan.


LEMBAR JAWABAN


no
Kata nama makanan
Kata aslinya
 1
bakwan
satpam
 2


 3


 4


 5


 6


 7


 8


 9


 10


 11


 12


 

Games ini sudah pernah saya cobakan dalam suatu Pelatihan bagi para Satpam Sekolah Yayasan Xaverius Palembang.

 SELAMAT MENCOBA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar