yuk main-main....

Informasi lebih rinci silakan hubungi 08127397697 atau melalui email playonsriwijaya@gmail.com

Rabu, 27 April 2011

Outbound Menara Bisnis (bagian 2 dari (semoga sampai) 3 bagian (saja))

Kisah ini (cieee, pake “kisah” segala) menceritakan, atau cerita ini mengisahkan.... tau ah...  Intinya, saya mau nulis tentang pos-pos yang ada dalam Smart Entrepreneurship Competition 2011 yang baru saja kelar diselenggarakan selama 17 hari di Palembang. Cerita lebih awalnya silahkan saja teman-teman simak di catatan “Outbound Menara Bisnis bagian 1/3” Di sana sudah diawali kisah yang menceritakan (atau cerita yang mengisahkan....) pokoke, ada suatu acara yang bertujuan menginspirasi peserta supaya menjadi seorang entrepreneur. Nah, dalam acara tersebut peserta diajak untuk membangun menara bisnis yang terbuat dari pipet-pipet. Pipet-pipet tersebut diperoleh melalui perjuang di 5 pos. Kini kita akan menyimak lebih lanjut tentang pos-pos tersebut.

Pos Presentasi
Pada pos ini peserta dituntut untuk mempresentasikan produk suatu tenant. Metode presentasi diserahkan pada kreativitas peserta. Prinsip proses adalah siklus “eksplorasi, perencanaan, pelaksanaan, komunikasi, dan refleksi.” Tugas ini dilaksanakan secara tim (3 orang), dengan memilih secara acak kartu yang mengarahkan mereka untuk mempresentasikan tenant tertentu. Ada beberapa tenant/ produk yang menjadi materi presentasi, yakni: Toko/ brand Contempo, Excelso Cafe, Nickelodeon, dan sebuah toko komputer. Waktu yang disediakan untuk menyelesaikan tantangan ini total 30 menit, mulai dari tahap eksplorasi sampai evaluasi.

Eksplorasi di Excelso Cafe
 
Pada tahap awal, peserta datang ke tenant terpilih untuk mempelajari produk (eksplorasi). Peserta terlibat dalam tanya jawab dengan pemilik/ penjaga toko, bahkan di Cafe Excelso, peserta disuguhi produk kopi. Jadi sambil ngobrol, peserta bisa minum kopi (bisa nggak mbayangin ngobrol sambil minum? pasti muncrat-muncrat tuh minuman). Setelah itu peserta membuat rencana bagaimana mempresentasikan produk tersebut pada khalayak ramai. Ada yang langsung menggelar perencanaan di toko yang bersangkutan, namun ada juga memilih tempat lain untuk menyusun strategi. Setelah merencanakan, tentu saja peserta diberi kesempatan untuk latihan.
"Baju ini, bla bla bla..."
 
Tahap berikutnya adalah peserta tampil di atas panggung untuk mengeksekusi rencananya, sebagai bentuk mengomunikasikan produk. Tahap terakhir adalah refleksi yang dimulai dari refleksi peserta, lalu ditutup dengan komentar dan masukan dari juri. Apa saja unsur yang dinilai pada pos presentasi ini? Ada beberapa, yaitu: kelengkapan informasi produk (prosentase terbesar), kreativitas, keberanian, dan kekompakan. Supaya meningkatkan kualitas komentar, kami memasang juri yang berprofesi sebagai dosen.
Apa saja yang terjadi dalam pelaksanaan? Macam-macam, saya sebutkan saja berbaur dari tingkat SD, SMP, dan SMA. Ada peserta yang membaca teks, ada yang hapalan, orasi, pantun, puisi, lagu, tari, lawak, juga drama. Beragam aksesoris juga dibawa untuk menyempurnakan presntasi, terutama produk dari toko yang bersangkutan.

mencari korban
 
Pos KeberanianTantangan pada Pos Keberanian menguji kombinasi keberanian, keuletan, dan kreativitas komunikasi peserta, dilaksanakan oleh tim atau perorangan (mewakili tim). Dalam penyelesaian tugas, tim boleh berusaha sendiri, atau bertanya-tanya pada suporter/orang lain. Penasaran dengan jenis keberanian seperti apa yang ditantangkan? Nih ada contoh tantangan yang dipilih secara acak, misal:
  • Mengajak 3 orang yang berdomisili di Kecamatan Ilir Timur I, Palembang (dibuktikan dengan KTP)
  • Mengajak 3 orang yang lahir pada bulan Maret, (dibuktikan dengan KTP)
  • Mengajak 3 orang yang lahir pada tanggal 1,2, atau 3, (dibuktikan dengan KTP)
"Om, om, bisa pinjem KTPnya?"
 
Target penyelesaian tantangan ini 15 menit untuk mendapatkan 3 “korban.” Tiap korban dihargai 5 pipet. Gimana jalan ceritanya, seru deh. Begitu peserta datang ke penjaga pos ini, didaftar lebih dahulu, kemudian dijelaskan aturan mainnya, baru setelah itu diberi pilihan kartu/lembar tantangan. Setelah paham apa tantangannya, maka dicatatlah waktu peserta yang bersangkutan. Segeralah peserta berhamburan ke seantero mall untuk berburu “korban” sesuai kriteria yang sudah ditantangkan. Tak kalah seru adalah pergerakan fasilitator yang mengikuti dari jauh gerak-gerik peserta, terutama untuk kategori SD.
Korban
 
Macam-macam strategi dan tingkah peserta dalam mencari target; ada yang malu-malu, ada yang “hajar-hajar” saja menanyasi setiap orang yang ditemuinya, ada juga yang pilih-pilih orang. Keberanian peserta benar-benar diuji selama 15 menit, minimal berani bertanya pada orang yang tidak dikenalnya. Jika sudah menemukan “korban” urusan belum selesai, karena peserta harus bisa “merayu” korban untuk datang ke Pos Keberanian serta meminjam KTPnya untuk ditunjukkan pada fasilitator. Ada juga yang sudah susah payah ajak korban ke petugas pos, eh, ternyata korban nggak bawa KTP, batal deh dapat 5 pipet.
Walau dinamika pos ini sederhana, namun tampaknya sangat dinikmati oleh para peserta dalam menguji nyali. Sementara bagi fasilitator, itu menguji nafas, habis sering berlari-lari kecil menjaga peserta sih.

Pos Kecermatan
Dinamika di pos ini digunakan untuk melatih kecermatan peserta dalam mencari sejumlah barang dengan total harga tertentu. Lokasi kegiatan ada di hypermart yang menyediakan suangat banyak item barang. Namun karena alasan keterbatasan pemanfaatan lokasi, maka pada masa-masa akhir pekan, jenis dinamika diganti. Total ada 3 jenis tantangan yang dimainkan di pos kecermatan ini; mari kita simak satu persatu, mariiiii

 1.  Belanja cermat
Ini adalah tantangan awal yang dimainkan oleh sebagian besar peserta. Peserta mencari beberapa item barang yang harganya jika ditotalkan punya nominal tertentu. Untuk kategori SD, cukup mencari 3 item barang, kategori SMP 5 item, dan kategori SMA 9 item barang. Waktu yang disediakan hanya maksimal 15 menit. Pendapatan pipet akan dihitung berdasarkan selisih harga belanjaan dengan ketentuan. Jika selisih 0 sampai 500 rupiah, maka peserta akan mendapat 10 pipet, jika selisih 501 sampai 1000 rupiah, pipet yang didapat 9 buah. Jika selesih 1001 sampai 1500, maka peserta hanya dapat 8 pipet dan seterusnya. Mudah kok, ngitungnya, tiap selisihnya kelipatan 500 rupiah, maka jumlah pipet akan dikurangkan satu persatu dari angka 10 pipet. Jika ada yang selisihnya ampun-ampunan, misalnya sampai 30 ribu, gimana yach? Ya itu apesnya peserta karena tak akan dapat pipet sama sekali. Namun kalo teman-teman mau modifikasi, bisa gini, kalo selisihnya melebihi ambang batas 0 pipet, boleh saja peserta justru didenda, diambil pipetnya.

Cermat menghitung
 
Saya mau cerita teknis persiapan permainan ini, misalnya untuk kategori SMP lah. Sebelum pos dibuka, fasilitator survey lebih dahulu secara acak 5 item barang, lalu ditotal nominal harganya, katakanlah ketemu Rp 234.560 maka angka tersebut yang akan menjadi soal. Memang akan sangat kecil, kecil, kecil sekali kemungkinan peserta yang akan mengambil barang seperti yang diperhitungkan oleh fasilitator, namun setidaknya ada fakta yang menyatakan bahwa angka sekian tadi memang ada. Untuk memudahkan ingatan peserta saat briefing, angka tadi ditulis besar-besar pada selembar kertas untuk diperlihatkan pada peserta yang harus mengingatnya baik-baik.
Saatnya dihitung
 
Setelah itu dijelaskan aturan mainnya, meliputi waktu, jumlah barang, apa saja yang boleh dan dilarang diambil. Nah apa saja yang nggak boleh diambil peserta? Ini: barang elektronik (kalo pecah/ rusak, wah fasilitator tombok, dong), barang yang sifatnya kiloan, misal buah-buahan, terakhir yang nggak boleh diambil adalah makanan segar/ sayuran. Selain 3 kategori tadi, silahkan boleh dipilih dan diambil. Peserta hanya boleh menggunakan kertas dan alat tulis untuk membantu perhitungan, kalkulator (dalam bentuk apa pun) tentu saja dilarang. Peserta juga boleh bawa keranjang atau kereta dorong.
Jika sudah selesai melakukan penelusuran, perhitungan, dan pengambilan barang, fasilitator akan menghitung total nominal harga pada salah satu kasir yang sudah ditentukan. Di sana, satu atau dua petugas kasir (kasir asli lho, bukan fasilitator) sudah siap membantu penghitungan dengan mesin. Fasilitator tinggal mencatat saja berapa total belanjaan tiap peserta, untuk dikompensasikan dalam bentuk pipet.

Misalnya, ini misalnya (tapi sudah terjadi juga sih) ada yang melebihi waktu 15 menit untuk sampai kassa perhitungan, gimana? Kok gimana, yha tetap dihitung lah, namun, sebagai konsekuensi keterlambatan, maka tiap 1 menit lebih dari ketentuan, pipet akan dikurangi 1 dari hasil kompensasi.

selisih
 
Pada sesi-sesi awal, (ada total 34 sesi) kita buka pos ini selama 2 jam, artinya terserah kelompok/ peserta mana yang mau masuk pos kita layani. Namun dari hasil evaluasi, metode ini kurang efektif, karena ternyata fasilitator dan kasir banyak nganggurnya, gimana nggak nganggur, jika sekali datang cuman 1 atau 2 kelompok saja. Trus nunggu, lalu beberapa menit kemudian datang lagi 1 tim. Wah perlu dimodifikasi nih. Memasuki sesi ke-3 kita rubah metodenya. Pada tahap awal kompetisi, semua tim diarahkan ke Hypermart untuk mengikuti pos ini secara masal. Peserta dibariskan dalam lokasi, diberi penjelasan bersamaan, termasuk tanya jawabnya. Setelah itu dimulai bareng, dan byuurrrr, puluhan siswa menghambur ke seantero Hypermart untuk berburu barang belanjaan dengan penuh kecermatan. 15 kemudian, waktu perburuan ditutup, walau banyak juga yang sebelum itu mencatatkan hasilnya. Nah efektif khan? Setelah petugas di pos ini melakukan kompensasi prestasi tiap tim, selesai deh tugasnya; nganggur? Yha nggak lah, mereka kemudian diplotkan membantu 4 pos berikutnya, terutama Pos Keberanian, itu lho, yang fasilitatornya latihan jogging di dalam Mall, masih ingat?
2. Estimasi Panjang
Jenis dinamika kecermatan yang ini memang kalah heboh daripada belanja cermat, namun tetap saja temanya melatih kecermatan. Yha iya lah, namanya saja pos kecermatan. Apa pula estimasi panjang ini. Gini.

Berapa pipet panjangnya, ya?
 
Prinsip tantangan adalah peserta diminta mengestimasi panjang potongan-potongan pipet yang berjumlah puluhan, untuk ditentukan, semua potongan tadi berasal dari berapa buah pipet. Wah gampang dong, tinggal disambung-sambung, ketemu deh, eit, belum selesai; semua potongan tadi dimasukkan dalam plastik bening tertutup, sehingga tidak bisa dihambur-hamburkan atau dijejer-jejerkan dengan leluasa. Dalam waktu 10 menit, gimana peserta bisa mengestimasi 3 set potongan pipet tersebut. Wah sederhana namun tidak rumit yach, yaaah... dimana-mana yang namanya sederhana, yha nggak rumit dong, he he he.... Gimana cara ngitung kompensasi prestasinya? Tunggu yach, sabar. Oh yha, kesempurnaan dalam permainan estimasi panjang ini akan diganjar total 10 pipet.
Gimana mempersiapkan soal dan jawabannya, gampang. Pertama kita tentukan dahulu ketiga plastik tadi, katakanlah plastik A, B, dan C kita isi dahulu dengan sejumlah pipet, misal di plastikA kita isi 7 pipet, B 10 pipet, dan C 8 Pipet. Nah sudah tahu jawabannya sekarang. Lalu pipet-pipet tadi kita potong-potong nggak beraturan panjangnya jadi puluhan potongan, trus dimasukkan lagi dalam plastik lalu disegel.

Kini menentukan kompensasi prestasinya. Misal satu tim mengestimasi dari plastik A, B, dan C berturut-turut 6,10, dan 9; maka untuk platik A, peserta dapat nilai 9 (10 pipet jika benar dikurangi selisih dengan kunci) trus dari B nilai 10 (10 pipet target dikurangi selisih, 0) dan dari C dapat nilai 9 (sudah tahu cara ngitungnya khan?) lalu nilai 9, 10, dan 9 dirata-raata dan dibulatkan ke bawah, dapat deh kompensasi akhir sebanyak 9 pipet; mudah khan? Khaaaaaannnn.

3.       Estimasi Berat
berapa beratnya yach?
 
Apa pula estimasi berat ini, gini, ini mirip dengan estimasi panjang, namun yang diuji adalah kecermatan memperkirakan/ mengestimasi berat beberapa kado misterius. Kita sediakan 4 kado dengan berbagai berat dan bungkus yang besarnya beragam. Kita informasikan bahwa berat salah satu kado, katakanlah Kado A adalah 560 gram. Nah, tugas peserta adalah (berdasarkan penimangan kado A) memperkirakan berapa total berat keempat kado misterius tadi? Sungguh, permainan ini membutuhkan kecermatan dan kepekaan merasakan, selain sedikit kemampuan berhitung tentu saja. Akan lebih seru lagi jika dalam 1 tim yang berisi 3 orang punya pendapat berbeda tentang satu atau (celakanya) beberapa berat kado, wah... tambah seru diskusi (kadang perdebatannya) tuh.
Trus gimana ngitung kompensasi prestasinya? Gampaaaaang. Jika jawaban benar atau masih selisih sampai 100 gram (lebih berat atau lebih ringan) maka akan dapat 10 pipet, jika selisihnya 101 sampai 200 gram dapat 9 pipet, jika selisih 201 sampai 300 gram, cuman dapat 8 pipet dan seterusnya. Oh yha, waktu yang digunakan untuk menyelesaikan tantangan ini hanya 10 menit.

4.  Kata Saling Silang
Dalam permainan ini, peserta memilih sejumlah huruf secara acak, SMA dan SMP 60 huruf, SD 50 huruf. Tugas peserta adalah menyusun huruf menjadi kata-kata sedemikian rupa mirip teka-teki silang, supaya semua huruf tergunakan. Dalam waktu 10 menit, berjuanglah mereka menghabiskan huruf. Kecermatan penyusunan ditimpa pengetahuan umum akan memudahkan penyusunan huruf. Trus, kompensasi prestasinya gimana, apakah juga gampang? Tentu saja. Prestasi terbagus diganjar 10 pipet, jika huruf yang tersisa 0 atau 1, jika tersisa 2 atau 3 dapat 8 pipet, trus jika sisa 4 atau 5 dapat 7 pipet dan seterusnya.
Ayo disaling silangkan huruf-hurufnya

Pos Komunikasi
Berisi tantangan untuk menguji tingkat efektivitas komunikasi antar anggota kelompok, dimana kompetensi tiap anggota “kelompok bermain” akan menentukan pencapaian prestasi kelompok. Permainan dilakukan oleh 7 orang yang membentuk kelompok bermain. Artinya satu tim harus berbaur dengan  tim lainnya supaya terbentuk 7 orang untuk bisa bermain. Setelah bermain, kelompok bermain akan mendapatkan kompensasi berupa pipet yang kemudian silahkan dibagi (semerata mungkin) pada seluruh anggotanya. Namun, pipet tidak boleh dipotong. Teknis pembagian diserahkan anggota kelompok bermain. Kelompok bermain bubar seusai tiap anggota kelompok mendapat bagian pipetnya, setelah itu tiap peserta bebas untuk mencari pos lainnya.

Kenapa saya bikin aturan kesertaan di Pos Komunikasi ini (juga pos sinergi) sedemikian rupa? Rupa yang gimana maksudnya? Ingat, permainan ini konteksnya adalah menginspirasi semangat entrepreneurship, dimana salah satunya adalah kemampuan bersinergi (pada saat-saat tertentu) dengan “kompetitor” demi mendapatkan keuntungan bersama. Sejauh pengamatan saya, nggak ada masalah tuh siswa-siswa SD, SMP, juga SMA dengan aturan kepesertaan ini, mereka malah enjoy saja bermain bersama kompetitornya. Yang penting main sebagus mungkin untuk mendapatkan pipet sebanyak mungkin.

Hmmmm, apa saja permainan di pos ini yach? Oooo ternyata ada 3 jenis yang tentu saja dimainkan dalam sesi-sesi yang berbeda. Langsung saja kita simak.

Eh, ternyata bersambung, tak terasa sudah 2 ribuan kata untuk nulis artikel ini, supaya nggak bosen, kita bersambung ke bagian 3 nanti yach..

Palembang, 27 April 2011
Salam, Agustinus Susanta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar