PERAN UMUM
1. Perancang program/ konseptor
- Membuat konsep kegiatan sesuai tujuan.
- Menerjemahkan tujuan dan konsep kegiatan dalam materi-materi/ aktivitas turunannya, dengan mempertimbangkan lokasi, waktu, karakter peserta, jumlah peserta, dan hal-hal terkait lainnya.
- Pengaluran dan penjadwalan kegiatan.
- Menetapkan kualifikasi pelaksana program (instruktur, pendamping, pengamat)
- Menetapkan parameter evaluasi dan tingkat keberhasilan program.
2. Dirigen/ playmaker/ konduktor/ moderator
(jika diperlukan, terutama untuk program yang panjang dan kompleks)
- Mengatur tempo kegiatan, terutama terkait dengan kondisi aktual peserta, supaya tetap dapat mencapai target parsial/ alur program.
- Berwenang melakukan intervensi pada peserta, baik secara langsung atau melalui pendamping kelompok supaya alur program tetap terjaga.
- Menarik benang merah antar materi/ dinamika/ permainan sehingga dapat dipahami dan diikuti peserta.
3. Instruktur dinamika/ permainan
- Pemandu suatu dinamika/ permainan.
- “Tuan rumah” bagi peserta dalam aktivitas yang dibawakannya, meliputi sisi materi dan keselamatan proses.
- Memberi penilaian teknis terhadap kelompok/ peserta , sesuai prestasi yang dicapainya.
4. Pemateri (jika ada materi khusus)
5. Pendamping kelompok
- Mendampingi kelompok peserta secara aktif saat menjalani proses pendidikan pengalaman.
- Berinteraksi dengan peserta (evaluasi/ diskusi/ sharing) untuk mengkondisikan peserta mampu mengikuti dan memaknai semua tahapan proses.
- Membuat catatan perkembangan peserta berdasarkan interaksi.
6. Pengamat (jika diperlukan)
- Mengamati kelompok peserta/ seluruh peserta saat menjalani proses pendidikan pengalaman.
- Membuat catatan perkembangan kelompok/ peserta berdasarkan pengamatan/ interpretasi pengamat.
7. Tim Operasional (perlengkapan, kesehatan, akomodasi, administrasi, dan lain-lain)
PERAN SPESIFIK
1. Pelatih
Melatih ketrampilan baru/ spesifik , misal: melatih ketrampilan mendirikan tenda
- Berorientasi pada peserta
- Relevan dengan proses/ kebutuhan saat itu
- Menjadi role model
- Suasana gembira
- “Menantang”
2. Translator pengalaman
Apa kata dunia, Jika fasilitator yang melatih cara mendirikan kemah, tidak terlihat antusias dan menikmati suasana berkemah?
- Pengalaman dan nilai-nilai yang pernah dialami fasilitator perlu ditransfer pada peserta.
- Transfer ketrampilan saja tidak cukup jika tidak diikuti antusiasme dan keterlibatan penuh, buatlah atmosfer yang kondusif.
3. Perancang program
- Fasilitator yang pernah belajar/ berperan merancang program tentu akan lebih komplet pemahaman terhadap konteks program.
- Ketika dia berperan menjadi pendamping kelompok, instruktur dinamika, pengamat, dirigen, maupun tim teknis, dipastikan lebih menghayati peran tersebut, dengan pandangan-pandangan yang lebih obyektif dan menyeluruh.
4. Konselor
Dalam proses outbound kadang-kadang, peserta mengalami kondisi di luar kenyamanan, suasana takpasti, dan berbagai resiko dan tantangan, maka, siap-siaplah menjadi konselor?
- Sebagai pilihan pertama peserta yang sedang “limbung” untuk diskusi/ sharing/ curhat konselor harus menghadapi secara dewasa, tetap ingat peran sebagai fasilitator terhadap peserta.
- Perlu berbagai ilmu “mengenai manusia” selain ketrampilan teknis dan konseptual program.
5. Fasilitator grup/ pendamping Kelompok
Porsi terbesar program pendidikan pengalaman adalah proses pengolahan pribadi dalam suatu grup/ kelompok, sehingga untuk memfasilitasi hal tersebut diperlukan fasilitator yang handal.
- Perlu pengetahuan dan ketrampilan mengelola, menstimulus, memotivasi, bahkan jika diperlukan menintervensi kelompok, khususnya dalam sebuah proses pembelajaran.
- Obyektif melihat perkembangan antara individu, kelompok kecil, dan kelompok besar.
6. Presenter
Kadang diperlukan kemampuan fasilitator untuk mempresentasikan sesuatu pada peserta, misal:
- Menjelaskan kondisi sosial kemasyarakatan daerah yang akan digunakan untuk lokasi kegiatan,
- Menjelaskan tentang “manajemen keselamatan kerja di pabrik” sebagai salah satu bagian materi pendukung program.
Memang bukan peran utama fasilitator, namun baik jika menguasai dasar-dasar komunikasi/ public speaking.
7. Entertainer
Ada kala diperlukan suasana heboh/ menghibur dalam sebuah kelompok demi menjaga stabilitas, atau menaikkan semangat kelompok yang melesu.
- Memancing salah satu peserta untuk menjadi “entertainer”, sesuai kemampuan yang dikuasainya
- Menjadi “entertainer” bagi kelompoknya.
- Humoris, dan cerdas memancing tawa, terutama sesuai konteks proses.
Namun tetap diingat, jangan sampai aktivitas ini justru mengaburkan proses secara umum.
Blog ini sangat inspiratif Pak...
BalasHapusjempol... =)
Salam
http://amadeapranastiti.blogspot.com/